BISNIS TAMBANG LOW TUCK KWONG TUTUP. PEMERINTAH AUSTRALIA MEMPERSULIT PERUSAHAAN ASING.
OPINI & ANALISISEKONOMI & BISNISPOLITIK & KEBIJAKAN PUBLIK
4/3/20252 min read


Dalam dinamika ekonomi global, perusahaan multinasional sering kali menghadapi tantangan yang berasal dari perubahan regulasi negara tuan rumah, kebijakan proteksionis, serta kepentingan nasional yang semakin menguat. Pembubaran Kangaroo Minerals Pty Ltd, anak usaha PT Barito Pacific Tbk di Australia, mencerminkan bagaimana realisme politik—sebuah teori dalam hubungan internasional yang menekankan pada kepentingan nasional dan kekuatan negara—berperan dalam menentukan keberlanjutan investasi asing di sektor sumber daya alam.
Dominasi Negara dan Kepentingan Nasional dalam Regulasi Pertambangan
Realisme politik berargumen bahwa negara merupakan aktor utama dalam ekonomi dan selalu berusaha mempertahankan kedaulatan serta mengamankan sumber daya strategis bagi kepentingan nasional (Mearsheimer, 2001). Australia, sebagai negara yang memiliki kebijakan proteksionis di sektor sumber daya alam, telah menerapkan regulasi lingkungan yang lebih ketat serta pengawasan investasi asing yang diperketat melalui Foreign Investment Review Board (FIRB). Regulasi ini menjadi salah satu faktor utama yang mempersulit keberlanjutan operasional Kangaroo Minerals Pty Ltd.
Kebijakan Proteksionis Australia dan Dampaknya terhadap Investasi Asing
Salah satu aspek penting dalam kebijakan proteksionis Australia adalah peningkatan standar lingkungan melalui reformasi Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC Act), yang mempersulit eksploitasi sumber daya oleh perusahaan asing (Department of Agriculture, Water and the Environment, 2024). Selain itu, kebijakan peningkatan pajak bagi perusahaan pertambangan asing serta insentif yang lebih besar bagi industri domestik juga memperburuk iklim investasi bagi Kangaroo Minerals Pty Ltd (Australian Treasury, 2024). Akibatnya, perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan regulasi ini akhirnya mengalami kesulitan finansial dan memutuskan untuk menghentikan operasionalnya.
Implikasi terhadap PT Barito Pacific dan Ekonomi Indonesia
Dari perspektif realisme politik, pembubaran Kangaroo Minerals Pty Ltd tidak hanya mencerminkan kegagalan investasi, tetapi juga menandakan bagaimana Australia memprioritaskan kepentingan nasionalnya dibandingkan keuntungan ekonomi jangka pendek dari investasi asing (Waltz, 1979). Bagi PT Barito Pacific, pembubaran ini dapat mengalihkan fokus investasi ke dalam negeri atau mencari lokasi lain yang lebih kondusif secara regulasi, seperti di kawasan Asia Tenggara.
Bagi Indonesia, hal ini menjadi pelajaran penting dalam mengelola sumber daya alam dan investasi asing. Indonesia dapat belajar dari kebijakan proteksionis Australia untuk memperkuat industri domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap perusahaan asing dalam pengelolaan sumber daya strategis. Dengan demikian, strategi ekonomi yang berorientasi pada kemandirian nasional dapat diperkuat untuk menghadapi tekanan global.
Kesimpulan
Pembubaran Kangaroo Minerals Pty Ltd merupakan konsekuensi dari dinamika politik ekonomi global yang dipengaruhi oleh kebijakan proteksionis Australia. Dari perspektif realisme politik, keputusan ini mencerminkan bagaimana negara memprioritaskan kepentingan nasionalnya dalam menghadapi investasi asing. Implikasi dari pembubaran ini tidak hanya berdampak pada PT Barito Pacific, tetapi juga menjadi cerminan bagi Indonesia untuk lebih memperkuat kebijakan nasional dalam mengelola sumber daya alam secara berdaulat.
Daftar Pustaka
Australian Treasury. (2024). Australia’s Foreign Investment Policy. Canberra: Government of Australia.
Department of Agriculture, Water and the Environment. (2024). Environmental Regulations and Mining Policies. Canberra: Government of Australia.
Mearsheimer, J. J. (2001). The Tragedy of Great Power Politics. New York: W.W. Norton & Company.
Waltz, K. (1979). Theory of International Politics. Reading, MA: Addison-Wesley.