DEFISIT APBN 2025: SOLUSI ATAU BOM WAKTU?

OPINI & ANALISIS

Friedmanov

3/30/20252 min read

person standing on green grass field
person standing on green grass field

Gue nggak tahu apa yang ada di kepala pemerintah saat mereka nyusun APBN 2025, tapi satu hal yang jelas: defisitnya gede! Menurut Kementerian Keuangan (2024), proyeksi defisit APBN 2025 diperkirakan mencapai 2,8% dari PDB. Buat yang nggak biasa main angka, itu berarti negara bakal ngeluarin lebih banyak duit daripada yang masuk.

Masalahnya, ini solusi buat dorong pertumbuhan atau justru bikin utang makin ngeri? Ini nih yang mesti kita kulik bareng-bareng.

Sebenernya, defisit APBN itu bukan dosa besar. Banyak negara pake strategi ini buat biayain pembangunan, terutama di sektor infrastruktur dan sosial (Krugman & Wells, 2023). Tapi kalau kebablasan, bisa jadi bom waktu yang bikin ekonomi makin fragile.

Liat deh AS, mereka bisa defisit gede karena punya mata uang global, sementara Indonesia? Rupiah masih rentan banget terhadap tekanan eksternal (Basri, 2022). Apalagi dengan utang luar negeri yang terus naik, Indonesia harus bener-bener atur strategi biar nggak kecemplung ke dalam krisis utang.

Kemana Duit Defisit Bakal Dialirin?

Menurut RAPBN 2025, duit defisit bakal dipake buat:

  1. Subsidi dan bansos buat jaga daya beli rakyat (Kemenkeu, 2024).

  2. Proyek infrastruktur kayak jalan tol, bendungan, dan proyek IKN (Bappenas, 2024).

  3. Investasi ke transisi energi buat ngurangin ketergantungan ke energi fosil (IEA, 2023).

Ini keliatannya positif, tapi problemnya ada di eksekusi. Banyak proyek strategis yang dalam praktiknya malah banyak bocor, misalnya kasus anggaran bansos yang dikorupsi (ICW, 2023). Kalau ini kejadian lagi, defisit ini bukan jadi solusi, malah makin numpukin masalah.

Masih Aman atau Udah Ngeri?

Menurut data Bank Indonesia (2024), utang pemerintah per kuartal pertama 2024 udah tembus Rp8.000 triliun. Debt-to-GDP ratio Indonesia masih di bawah 40%, masih di zona aman dibanding negara lain kayak Jepang atau AS. Tapi, bunga utang yang tinggi bisa jadi beban berat di masa depan.

Defisit boleh aja, asal utang yang diambil produktif. Kalau duitnya malah buat nutupin operasional dan bayar utang lama, ini bakal jadi lingkaran setan. Seperti kata Reinhart & Rogoff (2010), utang yang nggak dikelola dengan baik bisa bikin ekonomi melambat dan krisis keuangan makin dekat.

Strategi atau Bunuh Diri?

APBN 2025 dengan defisit yang cukup besar bisa jadi solusi buat dorong ekonomi, asal duitnya dipake dengan bener dan transparan. Kalau cuma jadi ajang bagi-bagi proyek buat elit politik, ya siap-siap aja nunggu ledakan krisis di tahun-tahun mendatang.

Pemerintah harus pinter ngelola utang, memastikan setiap rupiah yang dipinjem bener-bener bikin ekonomi tumbuh, bukan sekadar buat nutupin lubang yang makin lebar. Kalau nggak, defisit ini bakal berubah jadi bom waktu yang bakal meledak di hadapan kita semua.

Referensi

  • Basri, M. C. (2022). Makroekonomi Indonesia dan Tantangan Global. Jakarta: Gramedia.

  • Bappenas. (2024). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.

  • Bank Indonesia. (2024). Statistik Utang Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

  • IEA (International Energy Agency). (2023). World Energy Outlook 2023. Paris: IEA.

  • ICW (Indonesia Corruption Watch). (2023). Laporan Korupsi APBN dan APBD 2023. Jakarta: ICW.

  • Kementerian Keuangan. (2024). Nota Keuangan & RAPBN 2025. Jakarta: Kemenkeu RI.

  • Krugman, P., & Wells, R. (2023). Macroeconomics. New York: Worth Publishers.

  • Reinhart, C. M., & Rogoff, K. S. (2010). This Time is Different: Eight Centuries of Financial Folly. Princeton University Press.