APAKAH INDONESIA BISA KELUAR DARI JERAT UTANG?

OPINI & ANALISIS

Friedmanov

5/8/20242 分钟阅读

A dark background with a thin, pink neon line forming an L-shape, creating a minimalist and modern aesthetic.
A dark background with a thin, pink neon line forming an L-shape, creating a minimalist and modern aesthetic.

Lo pasti sering denger soal utang negara, kan? Tiap tahun, pemerintah minjem duit buat nutupin APBN yang defisit. Ada yang bilang ini bahaya, ada juga yang bilang ini strategi biar ekonomi tetap ngebut. Jadi, gimana sebenernya cara Indonesia ngatur utangnya? Bisa nggak kita lepas dari jerat pinjaman?

Fakta dan Data: Seberapa Besar Utang Kita?

Per 2024, total utang pemerintah udah nyampe lebih dari Rp8.000 triliun (Kementerian Keuangan, 2024). Rasio utang terhadap PDB masih di bawah 40%, yang katanya masih aman menurut standar internasional (IMF, 2023). Tapi, masalahnya bukan cuma seberapa besar utangnya, tapi juga seberapa efektif penggunaannya.

Menurut teori Ricardian Equivalence (Barro, 1974), utang negara nggak selalu buruk selama dipake buat hal produktif. Nah, pertanyaannya, duit ini beneran buat investasi atau cuma buat nutupin pengeluaran rutin?

Siapa yang Minjemin Duit ke Indonesia?

Sumber utang Indonesia itu macem-macem: ada dari obligasi pemerintah (Surat Utang Negara/SUN), pinjaman luar negeri dari lembaga kayak Bank Dunia, IMF, dan negara lain. Masalahnya, kalau kebanyakan utang luar negeri, kita bisa kejebak sama fluktuasi nilai tukar. Kalo rupiah melemah, bayar utangnya jadi lebih berat (Krugman & Obstfeld, 2020).

Apakah Utang Bisa Jadi Bom Waktu?

Gue kepikiran kasus Sri Lanka dan Argentina yang bangkrut gara-gara nggak bisa bayar utang. Mereka kebanyakan pinjem buat belanja negara tanpa mikirin pendapatan jangka panjang. Indonesia gimana? Nah, Bank Indonesia sebenernya udah punya strategi biar nggak kejadian kaya gitu:

  1. Diversifikasi Sumber Utang – Nggak cuma minjem dari luar negeri, tapi juga dari domestik biar lebih stabil.

  2. Hilirisasi Industri – Pemerintah nge-push ekspor berbasis SDA kayak nikel dan sawit biar pemasukan negara lebih kuat (Basri, 2022).

  3. Reformasi Pajak – Naikin pajak buat ningkatin pendapatan negara, tapi jangan sampe bikin ekonomi jadi lesu (Tanzi & Zee, 2000).

Jadi, Bisa Lepas dari Utang Nggak?

Realistis aja, utang nggak bakal nol dalam waktu dekat. Yang penting adalah gimana kita ngelola utang itu biar tetap sehat. Beberapa negara kayak Korea Selatan sukses pake utang buat dorong pertumbuhan ekonomi sebelum akhirnya mandiri secara fiskal. Bisa nggak Indonesia ngikutin jejak mereka? Itu balik lagi ke kebijakan pemerintah dan efisiensi penggunaan anggaran.

Kesimpulan

Jadi, utang itu sebenernya alat, bukan kutukan. Selama dipake buat investasi yang produktif, masih bisa dibilang sehat. Tapi kalau cuma buat nutupin defisit terus-terusan, ya bakal jadi bom waktu. Kuncinya ada di strategi pengelolaan yang efektif, transparansi, dan keberanian buat reformasi fiskal. Kalo nggak? Ya siap-siap aja buat nyari cara bayar utang yang makin berat.

Referensi

  • Kementerian Keuangan. (2024). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2024. Jakarta: Kemenkeu RI.

  • IMF. (2023). World Economic Outlook 2023. Washington, DC: International Monetary Fund.

  • Krugman, P., & Obstfeld, M. (2020). International Economics: Theory and Policy (11th ed.). Pearson.

  • Basri, M. C. (2022). Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Prospek ke Depan. Jakarta: Gramedia.

  • Tanzi, V., & Zee, H. H. (2000). "Tax Policy for Emerging Markets: Developing Countries." IMF Working Paper, 00/35.

  • Barro, R. J. (1974). "Are Government Bonds Net Wealth?" Journal of Political Economy, 82(6), 1095-1117.