HARGA APPLE BISA TEMBUS 38 JUTA PER UNIT, DAMPAK DARI KEBIJAKAN TARIF DONALD TRUMP.
EKONOMI & BISNIS
4/4/20251 分钟阅读


MONGKEY.COM - Negara-negara di seluruh dunia mengancam akan memperbesar perang dagang dengan Amerika Serikat pada Kamis setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor besar-besaran yang memicu kekhawatiran lonjakan harga di pasar konsumen terbesar dunia.
Sanksi tarif yang diumumkan Trump pada Rabu langsung memicu kejatuhan di pasar keuangan global dan mendapat kecaman dari para pemimpin negara lain yang sedang menghadapi akhir dari era panjang liberalisasi perdagangan global.
Namun, terdapat pesan yang saling bertentangan dari Gedung Putih mengenai apakah tarif ini dimaksudkan untuk berlaku permanen atau hanya sebagai taktik untuk mendapatkan konsesi, dengan Trump menyatakan bahwa tarif ini “memberi kita kekuatan besar dalam bernegosiasi.”
Tarif dari AS ini merupakan hambatan perdagangan terbesar dalam lebih dari satu abad: tarif dasar 10% untuk semua impor, serta tarif lebih tinggi yang ditargetkan pada beberapa mitra dagang utama negara itu.
Kebijakan ini bisa membuat harga barang-barang di AS — mulai dari ganja hingga sepatu olahraga hingga iPhone dari Apple — melonjak drastis. Sebuah iPhone kelas atas bisa dibanderol hampir $2.300 (sekitar Rp38 juta) jika Apple memutuskan meneruskan beban biaya itu kepada konsumen, menurut proyeksi dari Rosenblatt Securities.
Respons Dunia Bisnis dan Negara Lain
Perusahaan-perusahaan buru-buru menyesuaikan strategi. Produsen mobil Stellantis mengatakan akan memberhentikan sementara pekerja di AS dan menutup pabrik di Kanada dan Meksiko. Sementara General Motors (GM) menyatakan akan meningkatkan produksi di dalam negeri.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah meninggalkan perannya sebagai pemimpin kerja sama ekonomi internasional.
“Ekonomi global hari ini secara fundamental berbeda dari kemarin,”
ujar Carney saat mengumumkan langkah balasan terbatas dari Kanada.
Di tempat lain, China berjanji akan membalas tarif Trump sebesar 54% terhadap impor dari ekonomi terbesar kedua dunia itu, begitu juga dengan Uni Eropa, yang menghadapi tarif 20%.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan agar negara-negara Eropa menangguhkan investasi di Amerika Serikat.
Mitra dagang lainnya seperti Korea Selatan, Meksiko, dan India menyatakan bahwa mereka untuk sementara akan menahan diri sambil berupaya mendapatkan konsesi dari pemerintah AS.